Penentuan awal puasa atau Ramadan sampai sekarang masih belum seragam.
Masing-masing mempunyai cara perhitungannya. Ada dua cara menentukan
hilal Ramadan atau masuknya awal Ramadan, yakni dengan metode rukyah dan
metode hisab. Metode rukyah adalah metode pandangan mata. Sedangkan
metode hisab, adalah metode perhitungan matematik astronomi.
Lalu bagaimana cara menentukan hilal rukyah? Untuk melihat hilal secara
rukyah biasanya dilakukan satu atau dua hari sebelum masuk Ramadan.
Masyarakat umum bisa melihat hilal dengan menggunakan teropong.
Kemudian syarat terjadinya hilal dimana matahari telah terbenam dan
ketinggian bulan di atas horison tidak kurang dari dua derajat. Jarak
lengkung bulan-matahari tidak kurang dari tiga derajat.
Sementara bagaimana dengan penentuan hilal secara hisab. Hilal dengan
hisab menggunakan perhitungan matematis astronomi. Artinya, perhitungan
bisa dilakukan jauh hari sebelum bulan Ramadan tiba. Bahkan bisa
dilakukan satu tahun sebelumnya. Hilal secara hisab ini biasanya
menggunakan alat-alat teknologi moderen yang bisa mengukur kapan
persisnya bulan baru terbentuk.
Dua cara ini baik rukyat maupun hisab memang kerap berbeda. Namun
ternyata perbedaan ini tidak menjadi masalah. Umat muslim diizinkan
mengikuti mana yang terbaik menurut keyakinan masing-masing. Karena pada
dasarnya bulan Ramadan bisa berlangsung antara 29 hingga 30 hari.
Menurut Umar Shihab, Ketua Majelis Ulama Indonesia, belum lama ini,
masalah ini kembali ke keyakinan masing-masing.
Bagaimanapun juga perbedaan patut dihargai. Tinggal bagaimana umat
muslim menyikapinya. Selamat menjalan ibadah puasa bagi Anda yang
beragama Islam.(IAN)
No comments:
Post a Comment